PDM Kabupaten Malang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Malang
.: Home > Berita > Harmoni Fikir dan Dzikir dalam Kajian PWM Jatim

Homepage

Harmoni Fikir dan Dzikir dalam Kajian PWM Jatim

Minggu, 12-06-2016
Dibaca: 1057

Situasi Pembukaan Kajian Ramadhan PWM Jatim di UMM DOME

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir, M.Si secara resmi membuka pengajian dan kajian yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM) di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (11/6). Dalam acara bertajuk "Harmoni Fikir dan Dzikir" ini dihadiri sekitar 2500 peserta dari anggota Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Jawa Timur.

 

Dalam sambutan pembukaan, Haedar memaparkan fikir dan dzikir adalah dua dimensi yang sering dibahas untuk mencari keharmonisan. Menurutnya, dalam penerapan kedua dimensi ini sering terjadi permasalahan. "Dimana dimensi fikir sering berjalan sendiri dengan ekstrimismenya dan begitupun dimensi fikir," paparnya.

 

Banyak kalangan, lanjut Haedar yang sekedar memaknai Bulan Ramadhan sebagai bulan untuk mengolah batiniah dan meningkatkan spiritualisme namun mengesampingkan dimensi fikir, dan sebaliknya. "Hingga di Bulan Ramadhan ini menjadi sangat statis dan egosentris, tidak berkembang," jelasnya.

 

Dr. Haedar Nashir ketika memberikan sambutan di Kajian PWM

 

Oleh karenya, Haedar mengapresiasi kajian yang rutin diselenggarakan PWM Jatim setiap tahun ini. Dengan adanya kajian ini Ia berharap, muncul pencerahan yang bisa diambil manfaatnya mengenai harmonisasi kemampuan berfikir dan dzikir. "Dalam keislaman posisi ini sangat tepat, karena dimensi fikir dan pikir adalah dua dimensi yang harus kita miliki dan berjalan dalam koridor yang harmoni demi munculnya Islam yang berkemajuan," imbuhnya.

 

Dalam acara tersebut hadir pula, Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Syaifullah Yusuf. Dalam pemaparannya pria yang akrab disapa Gus Ipul ini menegaskan jika Indonesia patut bangga dan bersyukur memiliki Persyarikatan Muhammadiyah. Menurutnya, persyarikatan yang berdiri pada pada 1912 ini mampu menyemai bibit pergerakan nasional hingga melahirkan kemerdekaan.

 

"Sebagai persyarikatan modern Muhammadiyah berada di garis depan dan berada di tengah pusaran pembangunan Indonesia merdeka," terang Gus Ipul.

 

Gus Ipul ketika memberikan sambutan di hadapan peserta Kajian PWM Jatim

 

Senada dengan Haedar, dikatakan Gus Ipul, bahwa fikir dan dzikir merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Menurutnya, fikir berhubungan dengan intelektual happines yang bermuara dengan penguatan ketuhanan sementara dzikir berkaitan dengan spiritual hapines untuk mengolah cara berpikir. "Kita harus memiliki keduanya dan membuatnya berjalan beriringan," katanya.

 

Gus Ipul menilai dengan berbagai pergerakan yang dilakukan Persyarikatan Muhammadiyah, mampu membawa Islam dan Indoneseia berkemajuan. " Muhammadiyah selama saya menjabat sebagai wakil gubernur, Muhammadiyah selalu berperan dalam setiap perkembangan pemerintahan dan masyarakat di Jawa Timur," imbuhnya mengapresiasi kajian yang sebelumnya selalu diikuti oleh Gubernur Jatim, Soekarwo tersebut.

 

Sementara itu Ketua PWM Jatim, Dr. M. Saad Ibrahim memaparkan kajian ini selain memahamkan tentang makna fikir dan dzikir, juga merupakan ajang silaturahmi anggota Muhammadiyah se-Jawa Timur. "Sekaligus mampu mensyiarkan aktualisasi Islam yang berkemajuan," jelasnya.

 

Dengan adanya kajian ini di Bulan Ramadhan Saad berharap, masyarakat mampu mengedepankan paradigma Al Fiqru Assyiam atau paradigma kepuasaan dan menahan diri. "Indonesia sebagai bangsa yang dikarunia begitu banyak kekayaan alam, maka masyarakatnya harus mampu menahan diri dan mengolahnya demi keberlangsungan anak cucu dan kemajuan tanah air," imbuhnya.

 

Di sisi lain, Rektor UMM mengatakan aktualisasi untuk membangun peradaban Islam yang berkemajuan tidak cukup hanya dengan 'dzikir: dan 'fikir' saja Menurutnya harus dilanjutkan dengan 'ukir'. "Ukir ini merupakan hasil karya dan prestasi dari perilaku yang berdasarkan rasa humanisme dan kepekaan serta empati baik personal maupun institusional," jelanya.

 

Menariknya, acara ini diawali dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang dibacakan Ustadzah Ayu Fajar Lestari. Ayu merupakan gadis cilik hafidzul Quran tunanetra yang berasal dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo yang berhasil lolos untuk mengikuti perlombaan tilawah Quran di Jeddah, Arab Saudi.

 

Ada juga pemberian apresiasi oleh Haedar Nashir kepada anggota Muhammadiyah yang berhasil menelurkan karya berupa buku. Ada empat buku yang berhasil diterbitkan, diantaranya berjudul Radikalisme dan Terorisme : "Akar Ideologi dan Tuntutan Aksi" karya Achmad Jainuri, kemudian ada buku berjudul "Semangat Berkemajuan" karangan Imam Robandi, "Kasih Ilahi Tak Bertepi" karya Nur Cholis Huda dan "Fiqih Kekinian" karangan Nadjib Hamid.

 

Launching 4 buku PWM oleh Ketua PP Muhammadiyah

 

Selain itu hadir dalam acara tersebut Prof. Dr. Din Syamsudin, MA, Prof. Dr. Malik Fajar, M.Sc, Prof. Dr. Muhajir Effendy, MAP, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, MA, Prof. Dr. Achmad Jainuri, MA, Ph.D, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed, dan Dr. dr. Taufiq Pasiak. Acara ini akan berlangsung hingga Minggu (12/6). (Gas/Rid)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website